Investasi Menguntungkan. Siapa Ikut ?

Tanpa mengeluarkan dana ratusan atau puluhan juta rupiah kita dapat berinvestasi yang dijamin oleh Allah akan membawa keuntungan di dunia dan menyelamatkan kita kelak di akhirat.

Rasulullah SAW bersabda :
“Tatkala anak cucu Adam mati, terputuslah segala amalnya kecuali tiga hal, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang senantiasa mendoakannya”.
(HR.Bukhari)

Dari pesan Rasulullah di atas, maka ada tiga investasi yang dapat menyelamatkan manusia di akhirat :
1. Shadaqah Jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat
3. Doa Anak Sholeh

Nah, siapa yang mau ikut berinvestasi ?




Tukang Parkir yang Istimewa

Ada yang istimewa dari tukang parkir di pasar tempat saya biasa berbelanja, yang jelas sangat berbeda dengan tukang parkir lainnya. Bila di tempat parkir lain pada umumnya tukang parkirnya tidak ramah. Selain itu tukang parkir juga seringkali asal-asalan dan tidak hati-hati dalam memarkirkan kendaraan, kendaraan jadi lecet-lecet karena berbenturan dengan kendaraan orang lain ketika di parkirkan.

Saya punya pengalaman buruk dengan tukang parkir. Saya di damprat oleh tukang parkir karena tidak sengaja menghilangkan karcis parkir, tidak cukup dengan melihat STNK motor, saya masih di mintai kartu identitas dan di catat pula oleh si bapak tukang parkir disertai omelan yang tidak ada hentinya. Bagus sih, itu artinya tukang parkir tersebut merasa bertanggung jawab atas kendaraan yang diparkirnya, tapi sikapnya itu lho, sungguh tidak mengenakkan! L

Pernah juga saya di mintai uang dengan kasar oleh tukang parkir karena saya membayar jasanya kurang dari yang seharusnya, bukan maksud saya mengambil hak orang lain, tapi saya tidak tahu bila parkir di tempat itu lebih mahal dari biasanya.

Namun begitu masih ada juga tukang parkir baik hati yang saya temui.

Ketika mengambil uang di ATM, saya baru ingat selain uang pecahan Rp 50.000 yang saya ambil dari ATM saya tidak mempunyai uang se rupiah pun! Dengan malu saya meminta maaf pada tukang parkir, dan tukang parkir yang baik hati itu pun memaklumi dengan ikhlas.

Yang paling istimewa dan membuat saya merasa diistimewakan (baca: dihargai) adalah ketika memarkir sepeda motor di pasar tempat saya berbelanja. Ada tiga tukang parkir yang bertugas, ketiganya ramah, sopan dan santun. Begitu kendaraan memasuki gerbang area parkir, mereka siaga menyambut, mengambil alih sepeda motor dari tangan saya dan memarkirkannya dengan hati-hati, saya pun dapat berbelanja dengan tenang. Usai berbelanja dengan barang bawaan yang cukup berat, tukang parkir dengan sigap membantu begitu saya terlihat di gerbang area parkir dan tanpa diminta mempersiapkan pula sepeda motor saya. Bukan itu saja, ketika saya kesulitan menstarter sepeda motor, dengan sopan tukang parkir meminta saya memberinya kesempatan untuk dapat membantu.

Perlakuan demikian tidak hanya diberikan pada pengguna sepeda motor yang umumnya adalah pembeli di pasar itu, tapi juga pada pengguna sepeda “ontel” yang kebanyakan adalah pedagang sayur keliling yang ingin kulakan di pasar tersebut. Sehingga dapat dilihat keramahan, kesopanan dan kesantunan mereka berikan pada setiap orang tanpa memandang “Apa” dan “Siapa”.

Begitu pun dalam menarik uang parkir, (mmm…tidak, seingat saya mereka tidak pernah meminta uang parkir, seringkali saya yang memanggil mereka untuk memberikan upah), mereka dengan ikhlas menerima berapa pun rupiah yang diberikan, tanpa sungutan dan tanpa pelototan. Saya pun merasa senang memberikan upah lebih pada mereka.

Saya jadi teringat gambaran Aa’ Gym tentang tukang parkir. Tukang parkir yang selalu ikhlas melepaskan kendaraan yang dijaganya, karena ia tahu bahwa kendaraan itu bukan miliknya, namun mereka lebih istimewa dari tukang parkir yang digambarkan oleh Aa’ Gym. Mereka tidak hanya ikhlas melepaskan kendaraan yang memang bukan miliknya, tapi juga mampu membuat orang lain merasa dihargai dengan sekecil apapun yang dapat mereka berikan, dan dengan begitu mereka menjadi tukang parkir yang berharga.(chy-kh)

Bookmark and Share





Penjual Lotek dan Bayinya

Kemarin siang sewaktu saya membeli Lotek (makanan sejenis pecel), saya sempatkan ngobrol dengan ibu penjualnya. Seorang ibu muda dengan satu orang anak dan sedang hamil anak keduanya, tapi hari itu saya melihat perut ibu tersebut telah mengempis, ternyata ia telah kehilangan janinnya yang berusia enam bulan, meninggal dalam kandungan. Saya tidak begitu terkejut sebab dari melihat bagaimana si ibu bekerja seharian menjajakan dagangannya di atas kepala dengan berjalan kaki dalam jarak yang jauh padahal dalam kondisi hamil muda, pastinya akan mengancam keselamatan janin di kandungannya, terlebih ia tidak punya cukup uang untuk memenuhi gizi dirinya dan janin yang dikandungnya.

Sebenarnya saya sudah mengingatkan si ibu waktu usia kandungannya 3 bulan agar banyak beristirahat di rumah, tapi jawaban si ibu membuat saya tak mampu berkata-kata,

“Kalo ndak jualan ya ndak bisa makan, saya ini kan orang miskin, Mbak”

Sebuah pilihan yang dilematis, antara uang dan nyawa dirinya atau bayi dalam kandungannya. Jika tidak bekerja, ia dan keluarga tak dapat makan hari ini, tak punya biaya untuk memeriksakan kandungan, terlebih biaya untuk persalinan dan kebutuhan bayi bila lahir nanti, sedang bila berjualan berkeliling resiko berbahaya pada kandungannya dapat terjadi setiap saat.

Amat mudah bagi orang lain memberikan saran, namun tuntutan hidup tak mudah untuk dipenuhi, terkadang memaksa kita membuat sebuah pilihan yang teramat sulit, dengan harapan kesulitan hari ini akan berganti kelapangan di kemudian hari. Saya percaya, si ibu bekerja keras menjajakan dagangan dengan mengusungnya di kepala, berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya bukan karena tak mengkhawatirkan kondisi calon anaknya, namun untuk mengumpulkan uang demi memenuhi gizi bayi dalam kandungannya, memeriksakan kandungannya secara rutin, membiayai persalinan dan memenuhi kebutuhan bayinya nanti. Ini lah ketangguhan seorang wanita dan pengorbanan seorang ibu.(chy-kh)

Bookmark and Share



Tips Bahagia Meski Melajang

Yakini bahwa jodoh adalah rahasia Allah

Jodoh termasuk rejeki yang ditakdirkan Allah buat kita. Bisa jadi jodoh kita datang pada saat yang tepat ketika kita benar-benar siap dan lewat jalan yang tidak disangka-sangka.

Jadilah muslimah yang baik

Tentu banyak amal shalih yang bisa kita kerjakan selama status kita masih melajang. Bayangkan, belum tentu para wanita yang sudah menikah punya kesempatan seperti kita.

Belajar, belajar dan terus belajar

Ada yang bilang, buat apa pendidikan tinggi, nanti laki-laki akan minder. Jangan berpikir sempit. Teruslah belajar. Raihlah pendidikan setinggi mungkin. Selain bermanfaat untuk pengembangan diri dengan semakin tinggi pendidikan kita malah memperluas jaringan pertemanan dan relasi sosial.

Sibuklah dengan kegiatan sosial

Sibukkan diri kita dengan kegiatan-kegiatan sosial, manfaatkan ilmu kita untuk berbuat yang terbaik. Jangan sungkan untuk ikut kegiatan TPA atau majelis taklim. Jadikanlah diri kita muslimah yang menebar manfaat, menggali potensi dan menjadikannya ladang amal.

Menekuni hobi bukan sampingan lagi

Tentu kita bahagia jika menekuni hobi kita. Apa saja hobi yang kita minati semisal, membuat kue, membuat handycraft, mengajar bahasa inggris untuk anak-anak, fotografi dan lain-lain. Kepuasan diri dan rasa bahagia akan membuat kita lebih positif lagi memandang hidup. Apalagi jika ternyata hobi itu mendatangkan keuntungan ekonomis.

Mulailah hari dengan senyuman

Agar orang lain tidak menganggap wanita lajang sering terlihat bete’, maka mulailah hari dengan senyum yang tulus. Pun ketika kita dirundung masalah, senyum akan menjernihkan hati dan menyenangkan jika dipandang.

Bahagialah sekarang juga

Kok bisa ? Tentu saja. Bandingkan orang yang lebih menderita dari kita. Kita memang tidak memiliki segalanya tapi kita masih punya hal yang bisa memperkaya batin kita dengan hidup dalam cahaya hidayah, istiqomah dan merasakan manisnya iman dan islam. Jadi, mulailah bahagia tanpa syarat sekarang. Jangan di embel-embeli dengan pencapaian duniawi seperti, saya akan bahagia kalau punya banyak uang dan lainnya. Jika kita melakukan itu kita akan menunda kebahagiaan kita sendiri, selamanya.

Sadarilah hidup ini bukan hanya untuk menikah dan punya anak
Banyak pekerjaan lain seperti mengurus anak yatim, anak jalanan. Masih banyak hal baik lainnya yang bisa dilakukan dan pahalanya bisa berlipat-lipat jika kita ikhlas.
Carilah komunitas positif dimana kita bisa mengembangkan diri
Inilah pentingnya satu komunitas. Misalnya kalau kita tertarik mengasah kemampuan di bidang tulis menulis maka bergabunglah ke komunitas itu. Dengan adanya komunitas, potensi diri kita akan lebih terasah dan kepuasan batin sudah pasti bisa kita peroleh.

Berbagilah dengan sahabat

Teman yang ada saat kita kesulitan adalah teman yang sesungguhnya. Maka janganlah ragu untuk berbagi dengan sahabatmu.

Optimislah dalam memandang hidup

Jika kita optimis otomatis hati kita akan tenang. Jika kita bersabar, Allah pasti kan memberikan yang terbaik.

Bukalah gembok diri

Jangan katakan I’m not ok. Itu adalah gembok yang membelenggu diri kita dari dalam. Sedangkan jika diberi nasihat oleh teman, kita enggan dan berkata, You are not ok. Orang beriman bukanlah orang yang pesimis, tapi mereka sanggup melihat mutiara walaupun dalam kegelapan. Orang yang beriman bisa tidak akan sampai pada tahapan frustasi. Yakinlah, selalu ada kebaikan di tiap peristiwa yang kita lalui.

Lakukan hal yang menyenangkan

Ayo rasakan bagaimana lembutnya kain sutera, lembutnya es krim di lidah kita, indahnya burung berkicau, jangkrik mengerik, langit biru, bulan bersinar, angin menjamah tubuh kita. Hidup ini indah, teman. Jangan sia-siakan.

Berikhtiar dengan benar

Jika kita memang berikhtiar mencari jodoh, bersikap asertif dengan menanyakan dan meminta lewat teman tentang satu laki-laki shalih tidak salah sama sekali. Juga mencoba lewat biro jodoh islami.

Percayalah pada kekuatan doa lalu bersabarlah

Percayalah, doa itu akan menghilangkan kesulitan dan memudahkan semuanya. Rajin-rajinlah titip doa pada orang shalih atau orang yang akan pergi ke tanah suci. Jika ada teman yang menanyakan kapan kita akan menikah, jawablah doakan saya ya ? semakin banyak yang mendoakan kita mungkin saja akan terkabul. Kemudian bersabarlah. Bersangka baiklah untuk jodoh terbaik yang akan datang pada kita. Bersangka baiklah, jika jodoh tak kunjung tiba, mungkin saja Allah mempersiapkan laki-laki terbaik untuk
kita kelak di akhirat.

(Sumber : Majalah Ummi edisi No 3/XVII Juli 2005)



Bookmark and Share


 
Dear Diary Blogger Template