Ada yang istimewa dari tukang parkir di pasar tempat saya biasa berbelanja, yang jelas sangat berbeda dengan tukang parkir lainnya. Bila di tempat parkir lain pada umumnya tukang parkirnya tidak ramah. Selain itu tukang parkir juga seringkali asal-asalan dan tidak hati-hati dalam memarkirkan kendaraan, kendaraan jadi lecet-lecet karena berbenturan dengan kendaraan orang lain ketika di parkirkan.
Saya punya pengalaman buruk dengan tukang parkir. Saya di damprat oleh tukang parkir karena tidak sengaja menghilangkan karcis parkir, tidak cukup dengan melihat STNK motor, saya masih di mintai kartu identitas dan di catat pula oleh si bapak tukang parkir disertai omelan yang tidak ada hentinya. Bagus sih, itu artinya tukang parkir tersebut merasa bertanggung jawab atas kendaraan yang diparkirnya, tapi sikapnya itu lho, sungguh tidak mengenakkan! L
Pernah juga saya di mintai uang dengan kasar oleh tukang parkir karena saya membayar jasanya kurang dari yang seharusnya, bukan maksud saya mengambil hak orang lain, tapi saya tidak tahu bila parkir di tempat itu lebih mahal dari biasanya.
Namun begitu masih ada juga tukang parkir baik hati yang saya temui.
Ketika mengambil uang di ATM, saya baru ingat selain uang pecahan Rp 50.000 yang saya ambil dari ATM saya tidak mempunyai uang se rupiah pun! Dengan malu saya meminta maaf pada tukang parkir, dan tukang parkir yang baik hati itu pun memaklumi dengan ikhlas.
Yang paling istimewa dan membuat saya merasa diistimewakan (baca: dihargai) adalah ketika memarkir sepeda motor di pasar tempat saya berbelanja. Ada tiga tukang parkir yang bertugas, ketiganya ramah, sopan dan santun. Begitu kendaraan memasuki gerbang area parkir, mereka siaga menyambut, mengambil alih sepeda motor dari tangan saya dan memarkirkannya dengan hati-hati, saya pun dapat berbelanja dengan tenang. Usai berbelanja dengan barang bawaan yang cukup berat, tukang parkir dengan sigap membantu begitu saya terlihat di gerbang area parkir dan tanpa diminta mempersiapkan pula sepeda motor saya. Bukan itu saja, ketika saya kesulitan menstarter sepeda motor, dengan sopan tukang parkir meminta saya memberinya kesempatan untuk dapat membantu.
Perlakuan demikian tidak hanya diberikan pada pengguna sepeda motor yang umumnya adalah pembeli di pasar itu, tapi juga pada pengguna sepeda “ontel” yang kebanyakan adalah pedagang sayur keliling yang ingin kulakan di pasar tersebut. Sehingga dapat dilihat keramahan, kesopanan dan kesantunan mereka berikan pada setiap orang tanpa memandang “Apa” dan “Siapa”.
Begitu pun dalam menarik uang parkir, (mmm…tidak, seingat saya mereka tidak pernah meminta uang parkir, seringkali saya yang memanggil mereka untuk memberikan upah), mereka dengan ikhlas menerima berapa pun rupiah yang diberikan, tanpa sungutan dan tanpa pelototan. Saya pun merasa senang memberikan upah lebih pada mereka.
Saya jadi teringat gambaran Aa’ Gym tentang tukang parkir. Tukang parkir yang selalu ikhlas melepaskan kendaraan yang dijaganya, karena ia tahu bahwa kendaraan itu bukan miliknya, namun mereka lebih istimewa dari tukang parkir yang digambarkan oleh Aa’ Gym. Mereka tidak hanya ikhlas melepaskan kendaraan yang memang bukan miliknya, tapi juga mampu membuat orang lain merasa dihargai dengan sekecil apapun yang dapat mereka berikan, dan dengan begitu mereka menjadi tukang parkir yang berharga.(chy-kh)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar